Soal Menikah

Di umur 24 tahun menjelang 25 tahun ini, tentunya semakin banyak (semacam) impian yang ingin segera dicapai. Salah satunya soal menikah. Ya, walaupun alhamdulillah nya dari orangtua gak pernah nanyain soal calon atau kapan nikah, tapi tetep aja pertanyaan kapan nikah tuh slalu saja datang, entah dari para paman dan bibi, maupun temen-temen terdekat, yang pada akhirnya bikin jadi kepikiran juga -,-"

Semakin kesini-sini, saya rasa urusan menikah itu gak gampang lho. Urusan menikah itu gak sekedar ijab kabul doang, pesta, lalu selesai. Lagi-lagi, urusan menikah itu menjadi semakin rumit ketika belum mendapatkan calon yang pas (re: masih jomblo), ahaha...
Bukannya mau milah-milih calon pendamping ya, tapi saya rasa menjadi realistis itu wajar. Kita tidak bisa lantas meng-iya-kan saja ketika ada seseorang yang datang melamar hanya karena dia ganteng, kaya, atau berketurunan beradab. Saya rasa yang paling penting dan terutama adalah lihat bagaimana agamanya (dan bukan perokok). Ya, seperti yang Rasulullah ajarkan,
“Di ceritakan Musadad, diceritakan Yahya dari ‘Abdulloh berkata bercerita kepadaku Sa’id Ibn Abi Sa’id dari Abi Hurairah ra bahwasanya Nabi saw bersabda wanita dinikahi karena empat perkara. Pertama hartanya, kedua kedudukan statusnya, ketiga karena kecantikannya dan keempat karena agamanya. Maka carilah wanita yang beragama (islam) engkau akan beruntung.” (Hadist Riwayat Imam Bukhari)
Kadang-kadang suka terbersit juga perasaan envy sama temen-temen (cewek) yang pacaran, terutama sekali yang paling deket temen-temen kantor. Bisa nonton di bioskop bareng, jalan-jalan bareng, kalo lagi butuh bantuan bisa minta tolong pacarnya. Menjadi semakin envy ketika mereka sedang sibuk-sibuknya merajut rencana masa depan bersama, berandai-andai nanti kalo sudah nikah akan begini begitu, dan sebagainya, dan sebagainya. Tapi kemudian menjadi agak ilfeel dalam banyak hal soal pacaran, banyaaakkk bgt. Ya, lagi-lagi ini soal prinsip sih ya, ahaha :D 

Maka dari itu, kadang-kadang jika perasaan itu tiba-tiba muncul, selalu berusaha berbesar hati. Karena ternyata, setelah di rasa-rasa-in, sampai saat ini masih selalu merasakan bahagia bisa selalu "me time everyday", leha-leha dikosan, bebas jalan-jalan sendirian kemanapun saya suka, melakukan hobi apapun yang saya mau, yaa... sambil menunggu pangeran berkuda nya datang. Kadang-kadang ngerasa excited sendiri, kira-kira siapa ya pangeran itu, bakalan seperti apa ya, ahaha :D

Kesimpulannya, enggak perlu galau diusia 24 menjelang 25 masih sendiri, woles aja sih. Sepertinya memang sengaja sama Allah ditugaskan untuk menunggu sebentar lagi dulu, ditugaskan untuk instropeksi dulu sambil meningkatkan kualitas diri, mempersiapkan hari, Alhamdulillah :)

Kalo kata mamak, "emang nikahan tuh lomba lari apa? liat orang nikah, maunya ikut-ikutan nikah juga". Ahaha.. sip, semangat!

Komentar