surat dari Ara

Surat dari Ara

Lin, sepagi ini kantor sudah sepi. Seruangan pada medical checkup, tinggal aku sendiri disini, haha... Makanya aku sempatkan waktu luang ini menulis surat untukmu.
Oiya Lin, apakah kau tahu kisah tentang awan? Ternyata ada para peri dan kurcaci yang tinggal dibalik awan itu lho. Ini aku juga baru tau. Kemarin tetiba saja aku dapat cerita dari dia yang tak tahu siapa. Dia memanggil aku dengan sebutan Ra, aku suka panggilan itu. Sama seperti aku yang suka memanggilmu pendek, Lin.

Kata dia yang tak tahu siapa itu, ada banyak peri dan kurcaci dibalik awan. Pasti seru ya bermain di kumpulan awan itu. Apalagi saat senja, warna awan berubah jadi orange kemerah-merahan gitu, itu kan warna favorit kita, hehe...

Btw, si dia yang tak tahu siapa itu, besok mau mengajakku terbang ke awan saat senja. Soalnya aku bilang, aku tak percaya dengan kisahnya tentang awan itu, padahal ini cuma alasan saja biar bisa menginjakkan kaki di awan, bertemu para peri dan kurcaci, haha.. 
Kau tau sendiri kan, dulu kita selalu suka memandang awan bersama, apalagi saat camping di puncak gunung waktu kuliah dulu, saat senja kita selalu berbaring direrumputan lalu memandang kumpulan awan itu, bermain gambar awan, mengimajinasikan gambar apa saja yang mirip dengan awan-awan itu. Kadang-kadang awan itu berubah menjadi gambar kelinci, sejenak kemudian menjadi gambar naga, love, dan banyak lagi, hehe..

Kau tahu Lin, ini kesempatan baik untuk bisa benar-benar bermain di awan, persis seperti film Doraemon yang biasa kita nonton disetiap hari Minggu pagi. Suatu ketika Doraemon mengeluarkan alat yang bisa membuat awan menjadi lapangan luas, tempat Nobita dan kawan-kawannya bermain Softball, berlari-larian, lompat-lompatan, haha.. Seru!

Maka ini kesempatan emas, Lin. Kau mau kan menemaniku, Lin? 

Kawanmu, Ara. 

Note : Aku tunggu jawabanmu secepatnya, mumpung si dia yang tak tahu siapa belum berubah pikiran.

Komentar