-dia yang tak tahu siapa-

-dia yang tak tahu siapa- begitulan Ra selalu memanggilku, hmm.. padahal aku punya nama lho, dan Ra sama sekali tidak tertarik untuk menanyakan namaku. Sedih? iyah. Maka hal inilah yang membuatku mencari cara bagaimana bisa menarik perhatian Ra. 

Sore itu, persis saat senja, aku bertemu Ra untuk ke 1.275 kalinya. Aku sudah berniat untuk menceritakan rahasia terbesar dalam hidupku , tentang kisah awan, karena aku tau, Ra sangat menyukai awan dan demi melihat berbagai macam awan, Ra rela memasuki hutan, mendaki gunung-gunung tinggi, berhari-hari berlayar dilautan luas, atau berjalan-jalan sendirian ditengah kota. Benar saja, ternyata Ra tertarik bgt sama ceritaku. Matanya yang bulat berbinar-binar itu sudah menjelaskan segalanya. Tapi Ra masih bilang tidak percaya. Maka aku pun bilang, aku berjanji akan mengajaknya terbang ke awan, untuk membuktikan langsung bahwa kisah awan itu nyata. Tiba-tiba Ra pun bersorak kegirangan, sambil tepuk tangan dan berlompat-lompat, ahaha.. aku suka melihatnya. tetapi sekaligus sedih, karena ini rahasia, rahasia antara aku dan para peri kurcaci di awan itu. Ah, semoga para peri dan kurcaci itu tidak marah saat aku membawa Ra nanti.

Lalu, ketika Ra menanyakan kapan aku akan mengajaknya ke awan, aku hanya bilang tunggu sebentar lagi, tidak ada yang  perlu dipersiapkan, karena perjalanan unconditional itu malah justru lebih menyenangkan, dan Ra pun menyetujuinya, hahaha...

Ah, semoga perjalanan ke awan nanti bener-bener menyenangkan, dan Ra akhirnya mau menanyakan namaku. (dan semoga tulisan ini tidak dibaca oleh Ra)


Komentar

Posting Komentar