Rak-Rak Buku

Pernah suatu ketika saat liqo, mbak MR cerita, beliau punya temen, seorang istri, yang hobi bgt belanja, barang-barang yang dibeli pun mahal-mahal, perhiasan, tas-tas branded, pakaian dan sepatu mahal, dll. Sampai suatu ketika istri tersebut meninggal dunia, lalu suaminya bingung, bingung sama banyaknya barang-barang tersebut di rumah, bingung barang-barang mahal itu mau di apa'in saking banyaknya. Berlemari-lemari isi barang-barang si istri semua.
Trus kata mbak MR, intinya adalah, sangat tidak baik ketika kita menumpuk-numpuk barang-barang macam pakaian, sepatu, dll. Karena mencontoh pada kehidupan Rasul dan para sahabatnya yang zuhud bgt, banyak yang jadi gubernur pada jaman itu tetapi cuma punya beberapa pakaian saja, tidak punya pembantu, gajinya diambil cuma sekedarnya saja lalu dibagi-bagikan semua ke rakyatnya yang fakir miskin, dll. 
Paling suka sama kisahnya Sa'id bin 'Amir Ra, beliau ditunjuk oleh Umar bin Khattab Ra jadi gubernur, itupun setelah melalui perdebatan yang panjang, karena Sa'id bin 'Amir Ra berkeras enggak mau jadi gubernur (see? kalo jaman Rasul orang-orang malah menolak jabatan karena takut fitnah dunia, sekarang kebalikannya, huft). Banyak cerita ketika beliau menjadi gubernur ini, salah satunya yang selalu saya ingat kemana-mana, pernah suatu ketika rakyatnya Sa'id bin 'Amir Ra ini mengadu ke Umar bin Khattab Ra, ada banyak yang diadukan (bisa baca di buku-buku sirah untuk kisah lengkapnya), salah satunya tentang "kenapa sih, Sa'id bin 'Amir Ra itu mesti dalam satu bulan ada satu hari yang dia gak keluar untuk melayani rakyatnya, seharian di rumahnya saja", lalu Umar bin Khattab Ra pun memanggil Sa'id bin 'Amir Ra, ditanyakan, kenapa bisa begitu, lalu kata Sa'id bin 'Amir Ra. "Wahai Amirul mukminin, saya tidak memiliki pembantu yang menyucikan pakaianku, dan saya juga tidak memiliki pakaian lain selain yang melekat dibadanku ini, jadi saya mencuci pakaianku satu kali dalam sebulan, pada hari saya mencucinya, saya akan menungguinya hingga mengering pada sore hari, itulah sebabnya saya tidak bisa melayani rakyatku", sedih bgt kan 😢 Bayangkan! Beliau seorang gubernur lho, tapi bener-bener dunia itu hanya sekedar ditangannya saja, bukan dihati T.T

Lalu, apa hubungannnya sama judulnya rak-rak buku? hihihi...
Jadi, ceritanya saya itu orang yang suka baca, dulu jaman kuliah numpuk-numpukin buku banyak bgt terutama novel 😅 tapi novel-novelnya Insya Allah bisa diambil hikmah kog didalamnya, hehe.. Pas mau pindahan, barulah nyadar, ini buku-buku mau diapain banyak bgt, udah makan tempat, berdebu, tergeletak begitu saja tanpa manfaat, jadilah buku-buku itu saya kasih ke orang-orang, ke siapa saja yang seneng baca buku, dengan pesan, abis baca kasih ke orang lagi ya, wkwk.. yaa maksudnya biar kejadian macam saya gak terulang lagi, bingung dengan barang yang menumpuk-numpuk. Begitupun dengan baju-baju, di sortir, di aul-aul atau dikasih ke orang-orang, dibagaimana'in lah caranya biar gak numpuk, soalnya puyeng dan gemes juga ngeliat barang-barang banyak tapi unfaedah bgt 😔 Sampai sekarang pun selalu berusaha seperti itu, gak mau punya rak buku dengan macam-macam koleksi, mesti kelar baca trus kasih, kelar baca trus kasih, yah.. walaupun kadang-kadang suka sayang sih sama harga belinya yang mahal *teteup yak 😅 tapi mikirnya sih, pilih mana mau jadi orang yang bermanfaat apa enggak, gitu pergolakan batinnya 😭 *apalagi hidup di dunia kan cuma sebentar 

*sebenernya ini juga kode buat orang-orang yang suka mengkoleksi buku, dll, wkwk, maksudnya biar ketiban percikannya gt (coba yang punya bukunya Kirana, abis baca boleh bgt lho disumbangin ke saya, biar ada faedahnya, faedahnya berkelanjutan gt maksudnya, wkwk😭)

Kata mbak MR, usahakan ketika kita membeli barang, harus ada juga barang kita yang keluar. Misal nih, kita beli mukena baru, nah yang lama dikasih ke masjid apa kemana gitu, biar gak numpuk sampe 4 atau 5 di lemari, padahal orangnya cuma satu yang pake *pengalaman pribadi, jangan ditiru, maklum cewek, gak bisa dikit aja liat barang yang lucu langsung beli 😒

Tapi pengecualian untuk barang-barang hadiah yaa, kalo itu bener-bener di keep bgt, hehe.. 😅

Nah, jadi seperti itulah. Jadi kadang-kadang suka ngeri sendiri ketika meninggal lalu meninggalkan begitu banyak barang-barang menumpuk yang jadi masalah. Iya jadi masalah, sebab keluarga dekatnya yang masih hidup kan jadi bingung yak ini barang-barang mau diapain T.T

Intinya sih.. cukuplah dunia itu ditangan saja, jangan dihati. Hidup bersahaja, biasa-biasa saja, hidup seimbang, hidup yang ditengah-tengah gitu, oke💪

Segelas coklat hangat waktu ngumpul2 di kafe nya temen, hehe..

Komentar