Penamaan yang unik

Di Pasarwajo, kampung halaman saya di pulau Buton, ada banyak tempat atau hal-hal yang dinamakan secara unik, yang menurutku lucu sih๐Ÿ˜‚ misalnya :

Mas-mas
Bapak : "Em, coba kamu pergi belikan dulu obeng bunga"
Boem : "dimana pak?"
Bapak : "itu di mas-mas"
...
Disana ada satu toko peralatan bengkel dan macam-macam ATK yang penjualnya adalah orang jawa. Sepertinya pada jaman dulu toko mereka ini yang pertama kali berdiri di Pasarwajo๐Ÿ˜ Sebutan mas-mas itu cuma dikhususkan buat penjualnya yang sekarang sudah bapak-bapak usia 50-an, dan sepertinya bapak mas-mas dan istrinya yang juga orang jawa ini adalah penduduk jawa pertama di Pasarwajo. Jadi, walaupun saya juga punya pakde-pakde (suami dari saudari kandung bapak) yang tinggal di Pasarwajo, tapi mas-mas udah jadi penamaan paten gitu buat bapak-bapak jawa dan tokonya itu ๐Ÿ˜‚

Rumah Tingkat
Bapak : "Em, coba kamu pergi belikan dulu beras 1 karung"
Boem : "dimana pak?"
Bapak : "itu di rumah tingkat"
...
Di Pasarwajo, karena tanahnya masih luas, jarang sekali orang membangun rumah bertingkat. Cukup dengan membangun rumah yang luas saja sudah cukup (disana rata-rata rumah berukuran 110-an ke atas, yang ruang tengahnya bisa buat main bulutangkis atau pingpong, dulu waktu masih kecil soalnya begitu๐Ÿ˜‚) , rumah sengaja dibuat luas dan bukan ditingkat juga dengan pertimbangan agar bisa menampung banyaknya tamu yang sering datang (untuk haroa, saat pesta kampung, saat nikahan, saat khitanan, saat arisan, saat lebaran, dll) yang intinya rumah selalu ramai dikunjungi. 
Dan untuk pertamakalinya, ada satu rumah yang dibikin tingkat gitu, yang ternyata dibawahnya dijadi'in toko sembako, terus diatasnya barulah dijadikan rumah. Jadi, walaupun disana sudah ada yang bangun rumah bertingkat juga, penamaan rumah tingkat cuma khusus buat rumah tingkat pertama yang dibangun ini๐Ÿ˜‚ 

Rumah Tiga
Bapak : "Em, sudah sampe mana" sambil telponan,
Boem : "ini sudah sampe di pembelokannya rumah tiga"
...
Ketika mau masuk Kecamatan Pasarwajo, kita akan melewati buki-bukit gitu, nah, di bukit-bukit itu ada tiga rumah yang bertahun-tahun sekompleks cuma tiga saja jumlahnya. Eye catching banget, sebab bukit-bukit itu kayak masih hutan-hutan gitu, dan jauh dari mana-mana, terus gelap pula kalo malam, cuma rumah tiga ini saja yang terang๐Ÿ˜‚ Saat pulang Oktober 2017 kemarin, sekarang diarea situ sudah bertambah dua rumah, kata adek "harusnya sekarang namanya rumah lima, bukan rumah tiga", haha.. ๐Ÿ˜‚ Rumah tiga ini sudah kayak jadi penamaan daerah situ ๐Ÿ˜‚

Jalan Baru
Bapak : "Em, coba pergi belikan dulu nasi kuning",
Boem : "dimana pak"
Bapak : "itu di jalan baru ada banyak yang jual nasi kuning"
...  
Waktu masih SD, belum ada jalan aspal, masih hutan-hutan. Semua masih jalan setapak yang rumputnya meranggas terus sehingga harus rajin-rajin di pangkas sama warga sendiri. Dan kemudian, pada suatu hari, buldozer dan alat-alat berat lainnya datang, lalu menghantam tanah, menghantam pohon kelapa, pohon pisang, pohon jambu, menghantam apa saja, dan jadi tontonan warga bgt karena itu sesuatu yang baru bgt diliat, dan seru ๐Ÿ˜‚ Kayaknya pada hari itu, aktifitas sekolah enggak ada, dan berasa kayak sekelompok alien datang terus menginvasi Pasarwajo๐Ÿ˜‚ Semua warga berdiri disepanjang jalan yang dihantam, gak ada yang didalam rumah, dan semua kejadian berjalan secara cepat. Dan taraaa... jadilah jalanan besar dan panjang berkilo-kilo. Selama berminggu-minggu jalanan baru ini semacam jadi tempat wisata ๐Ÿ˜‚ anak-anak berlarian gembira diatas jalanan yang masih mulus dan lebar ๐Ÿ˜… Dan jadilah penamaan jalan ini jalan baru. Walaupun sekarang disana sudah dipasang beberapa plang jalan yang aneh-aneh dari pemerintahnya, tapi tetap selamanya diarea itu selalu disebut jalan baru ๐Ÿ˜œ

...

Dan.. penamaan-penamaan unik lainnya, sebenernya masih banyak, dan lucu sejarahnya, haha.. maulah nanti kalo pulang saya fotoin satu-satu yang unik buat dokumentasi ๐Ÿ˜

 

Komentar

  1. Pasarwajo, namanya mirip sama salah satu kabupaten di sini: Wajo hihi.

    Btw hampir mirip kalau di Makassar, semua penjual bakso pasti dipangil mas bukan bapak atau pakde, berapapun umurnya :D

    Kecuali kalau penjualnya perempuan ya panggilannya bukan mas :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe.. Wajo emang banyak samanya, hihi.. khas pesisir :D

      Mungkin krn rata-rata pembuat bakso itu org jawa ya, makanya dipanggil mas, hihi.. btw, di pulau jawa kalo makan di tempat makan makassar ya tetap aja dipanggilnya juga mas, padahal penjualnya org pangkep, trus bingung gitu "eh hrsnya manggilnya apa ya?" :D

      Hapus
  2. Jalan baru juga ada deket rumahku. Trus giliran deket situ dibangun jalan lagi, orang2 akhirnya selalu bertanya, "Jalan baru yang sini atau sana?" Hehe...

    BalasHapus

Posting Komentar