Finding Mr. Right, Ekspektasi VS Realita

Setiap kali dicurhatin  dan dimintain pendapat sama temen-temen cewek soal jodoh, soal calon pasangan, dan semacamnya, saya dengan PEDE nya selalu menekankan kalimat semacam ini, "Visi Misi nya jangan lupa ditanyain", "Visi Misi nya pokoknya kudu sama", "Dirasain klik nya", "Pokoknya harus sejajar (baik dalam hal pekerjaan ataupun gaji), dll sebangsanya 😂 Kalimat-kalimat tersebut yang juga kemudian menjadikan saya sangat idealis dan selektif banget dalam memilih calon pasangan hidup dunia akhirat *tsaaahh 😅

Tetapi ternyata semua itu adalah ekspektasi belaka 😂 
Kita seringkali lupa pada satu-satunya hal yang diajarkan Rasulullah SAW tentang bagaimana memilih pasangan hidup. Harta, Kedudukan, Rupa, dan Agama, pilihlah yang beragama niscaya kamu akan selamat/bahagia/beruntung, begitu sabda Rasul kita.

Ketika dalam keadaan yang sudah tidak mengharapkan apa-apa lagi apakah si Mr. Right ini bakalan datang, tetiba Allah kirimkan si Mr. Right ini, datang langsung, ke rumah 😂 Ini emotnya kenapa ketawa? karena kan biasa juga orang kalo ketemuan itu di tempat makan, apa dimana gitu kan, tapi ini langsung datang di rumah yang membuat saya berpikir "ini orang nyali juga ya" 😂
Kepada mbak yang sudah berumahtangga sebagai tempat biasa diriku berkonsultasi, saya bertanya, kira-kira apa yang dilihat dari seorang lelaki? karena gak ada perasaan klik dll yang selalu ku puja-puja itu 😝 lalu kata mbak nya, liat saja agamanya. Saya langsung ngerasa jleb banget. Karena si Mr. Right ini tak perlu diragukan lagi kalo soal agamanya, sebab ke masjid saja shalat 5 waktu rajin banget. Menurut saya, tolak ukur agama bagus itu dilihat dari shalatnya, karena shalat adalah tiangnya agama. Saya lalu bilang ke mbak konsultasi masih dengan posisi rada belum terima sih, "lha mbak, kalo diliat dari agamanya berarti saya kudu terima dong mbak", lalu diceramahin panjang lebar sama si mbak'e, hahahaha 😂

Kalimat-kalimat panjang si mbak'e di WA ku resapi dalam-dalam, sambil berdoa, memohon petunjuk pada Allah.
Lalu, saat si Mr. Right ini datang untuk kedua kalinya ke rumah, yang datangnya selalu tiba-tiba, dan finally saya gak sempat buat dandan dll, cuma kaosan kayak anak kosan ke warteg 😂 disitulah saya ngerasa seperti dikasih petunjuk sama Allah, inilah si Mr. Right mu, 😂 intinya hawa nya yang saya rasa beda banget, perasaan jadi lebih terbuka dan gak insecure lagi 😂 saya kemudian semacam menghadapi sebuah realita yang jauh banget sama ekspektasi yang rajin saya koar-koarkan ke temen-temenku 😁 

Apalagi ketika telah sampai pada keputusan untuk melangkah kejenjang yang lebih serius, saya lebih ngerasa amazing sendiri. Secepat itu? padahal ketemunya berapakali bisa dihitung jari.
Saya malah kemudian bertanya-tanya ke Mr. Right, pertanyaan yang mestinya terbalik ditanyakan, pertanyaan yang mestinya si Mr. Right yang menanyakan ini ke saya. 

Saya menanyakan, apakah kamu yakin sama perasaanmu? jangan sampai nanti menjelang acara terus berubah, who knows kan.. barangkali cuma perasaan sesaat.
Saya menanyakan, keluarga besarmu sudah setuju? kalau keluarga besarmu belum setuju, jangan dipaksa, berarti belum jodoh😂
Dan pertanyaan tentang visi misi udah gak kepikiran lagi, yang ditanyakan malah "apakah saya ada dalam rencana masa depanmu?" 😂 dan jawaban dari pertanyaan ini sudah menjawab semuanya, lebih komplit dari sekedar pertanyaan visi misi 😄

Dan pertanyaan-pertanyaan konyol lainnya. Karena saya sendiri masih belum percaya sampai detik ini, masih bertanya-tanya dalam hati "ini semua beneran? kog terasa cepat sekali ya?", gitu 😂 mungkin karena sudah terlalu lama istiqomah menjomblo, kemudian nemu hal yang kayak gini tuh jadi bikin panik sendiri 😂

Ya begitulah, antara ekspektasi dan realita dalam menemukan Mr. Right ini bener-bener tak terduga. Semua harapan dan keinginan begini dan begitu, yang teoritis banget itu, runtuh ketika sudah disandarkan semuanya ke Allah 😭 

Alhamdulillah 'ala kulli hal..


Komentar