Journey to become a mother : Bag. 3

Hidrotubasi. Kata yang asing dan baru pertamakali saya dengar. Setelah pertemuan terakhir di Februari dengan Dokter Tini, untuk tahap selanjutnya katanya harus Hidrotubasi. Sebelum ke dokter Tini, sudah cari tahu memang info seputar Insem. Nah, kalo baca-baca di internet dan nonton di youtube seputar proses insem, tahap awalnya namanya HSG, proses pemeriksaan saluran tuba dan di rontgen langsung di meja pemeriksaannya itu, ada semacam ruang radiologinya lagi, ruangan khusus, itupun yang terlibat ada dokter obgyn, bidan/perawat dan radiografernya, jadi cukup kompleks. Hasilnya berupa foto rontgen saluran tuba.

Lalu kenapa oleh dokter Tini disuruhnya Hidrotubasi ya? awalnya saya pikir mungkin sama saja dengan HSG, cuma beda nama saja. Tapi ternyata, setelah cari info-info lebih lanjut di internet dan di youtube, Hidrotubasi ini versi jadulnya HSG, proses pemeriksaannya saat itu juga langsung menggunakan USG perut untuk melihat saluran tubanya, jadi dilihatnya real time gitu sama dokter Obgyn nya, itupun dikerjakannya di ruang praktek dokternya. Bahkan ternyata oleh beberapa dokter Obgyn di RS modern yang saya nonton di youtube, Hidrotubasi ini sudah tidak disarankan, alasannya karena tergantung dari skill dokternya juga dalam menggunakan alat USG dan melihat hasilnya secara real time. Kalo HSG lebih jelas kelihatan karena langsung di rontgen, tapi kalo Hidrotubasi keliatannya pake alat USG aja. Saya sempat berpikir, apa ke Morula Makassar aja ya, hanya untuk HSG, biar lebih mantap gitu hasilnya. Tapi kalo baca-baca lagi yang pernah Hidrotubasi, katanya cairan Hidrotubasi sama HSG itu beda, lebih mantap cairan Hidrotubasi, dia bisa sekalian membersihkan saluran tuba misal ada penyumbat, bahkan ada beberapa yang setelah HSG dan ditemukan sumbatan, terapi selanjutnya adalah Hidrotubasi. Beberapa jug ada yang share sesudah Hidrotubasi langsung hamil juga. Hmm..

Setelah banyak pertimbangan sana-sini dan memantapkan hati, bismillah saya ikutin saja apa kata dokternya, dan gak mau banyak ngeyel juga. Dikasih dokter Tini sama Allah saja sudah bersyukur sekali, dekat rumah, hemat ongkos, dokternya mudah ditemui, dan gak terlalu banyak antrian, dan yang paling utama dokternya perempuan kan. Okelah, setelah mencocokkan waktu dengan suami, pertengahan bulan Juni kami ke dokter Tini, pada saat hari menstruasi ke 11. Ohiya, pas suami datang juga lalu tes lab sesuai saran dokter Tini, jadi saat konsul ke 2 nanti sudah bawa hasil juga.

Jumat malam, kami pun berangkat. Sesampainya di RS, terlebih dahulu ditangani dulu oleh bidan, diruang terpisah dari ruang praktek dokter, dimasukkan obat anti nyeri, lalu disuruh menunggu 30 menit. Setelah itu, baru lah dipanggil ke ruang praktek dokternya. Proses tindakan Hidrotubasi pun dilakukan. Jangan ditanya rasanya gimana, saat cairan dimasukkan melalui kateter, nyeri seperti kram mens hari pertama tapi yang berlipat-lipat gitu rasanya😅 makanya saya pun refleks meringis, tapi masih yang normal gitu ya😅 dokternya sampai panggil pak suami yang lagi duduk anteng ngeliatin aja daritadi, untuk segera menghampiri diriku yang lagi kesakitan😂 Lalu paksu datang, berdiri disampingku sambil megangin tanganku, setiap kali rasa sakit muncul, kucengkeram erat-erat tangan pak suami, tapi sambil sakit sambil reflek ketawa juga karena ngeliat muka suami yang lucu banget mukanya, muka-muka khawatir panik tapi tanpa daya juga bingung mau ngapain, makanya saya reflek ketawa😂 Kehadiran suami bener-bener bikin bahagia sih, walaupun sakit. Paksu juga pas sampe rumah kuliat tangannya sampe ke gores-gores luka gitu saking bener-bener kucengkeram banget😂

Nah, selama tindakan itu, sambil dimasukin cairan Hidrotubasinya, sambil di USG perut, jadi secara realtime bisa kelihatan cairannya masuk melewati tuba atau tidak. Dan alhamdulillahnya ternyata cairan berhasil masuk dengan lancar, yang menandakan saluran tuba normal. Alhamdulillah..

After tindakan, masih berasa kram, tapi langsung bisa duduk. Jadi sekitaran 10 menit istrahat duduk di RS, terus langsung pulang. Dibekali juga vitamin dan obat anti nyeri dari dokter. Sampai rumah langsung tidur. Besoknya sudah bisa beraktifitas normal seperti biasa. Ohiya tindakannya juga cepat sekali, mungkin sekitar 10 menit aja sudah beres. Jadi emang sakit tapi cepet kog.

Saya dulu sebelum melakukan tindakan banyak banget baca-baca blog orang tentang cerita tindakan Hidrotubasi ini. Dan setelah dirasakan sendiri, kalo emang opsi dari dokter untuk tindak Hidrotubasi, ada baiknya di ikuti saja, karena worth it to try sih, kita jadi gak menebak-nebak apakah saluran tuba aman apa enggak, dan semakin cepat juga ditangani misal ada problem. Memang prosesnya sakit, tapi gak lama, cepat bgt.

Jadi, ayo semangat buat teman-teman pejuang garis dua, tetap optimis dan semangat! 💪


menunggu 30 menit sebelum tindakan hidrotubasi



Komentar